
Detik-news.com – Yogyakarta, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Indonesia Bangkit Bersatu atau yang biasa dipanggil dengan PARTAI IBU turut menyampaikan rasa berdukacita yang mendalam atas wafatnya Ibu Wasilah Sutrisno Muhdam Binti AR FACHRUDDIN.
Kepada awak media, Dr. Dr. H. R. Zulki Zulkifli Noor, ST., SH., MH., M.Kn., MM. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Indonesia Bangkit Bersatu (PARTAI IBU) mengatakan,” Kami turut menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Ibu Wasilah ke Rahmatullah. Semoga beliau Khusnul khatimah.” Ungkapnya Minggu 17 September 2023 melalui sambungan telepon.
“Saya mengutus Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai IBU bidang komunikasi untuk mengawal ke pemakaman beliau di Yogyakarta dan kirimkan karangan bunga. Ibu Wasilah juga merupakan Ibu Mertua dari Sekretaris Majelis Tinggi Partai IBU Erlangga Lubai, SH., MH., kepada Sekretaris Majelis Tinggi Partai IBU saya sampaikan agar tetap tabah dan sabar menghadapinya.” Pungkasnya.

Wasilah Sutrisno Muhdam Binti AR FACHRUDDIN merupakan salah satu dari pendiri PP Muhammadiyah, selain berkarya membangun Rumah Sakit Islam Kebayoran Lama dan RSI Cempaka Putih serta pendiri Aisiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan Muhammadiyah dari tingkat SD sampai SLTA juga mantan Anggota DPRD Provinsi DKI dari Partai Amanat Nasional (PAN) era awal reformasi 1998.
Wasilah adalah istri Sutrisno Muhdam yang lahir di Klaten, Jawa Tengah, 14 Oktober 1938 dan menutup usianya di Yogyakarta, 12 Desember 2012.
Ketokohan Sutrisno begitu kuat bukan saja karena pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Muhammadiyah, melainkan juga karena ia merupakan saksi sejarah persyarikatan yang menghubungkan satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Semasa kuliah di IKIP Muhammadiyah Jakarta (sekarang UHAMKA), Sutrisno menjadi salah satu tokoh yang membidani lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ia juga terlibat dalam pembentukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Ia merupakan ketua PP Pemuda Muhammadiyah selama dua periode, yaitu 1975-1980 dan 1980-1985. Ia juga masuk jajaran PP Muhammadiyah dalam rentang cukup panjang, yaitu mulai 1985 hingga 2000.
Sutrisno termasuk tokoh Muhammadiyah yang memelopori bergabungnya ABRI dalam pembentukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) untuk melawan G.30.S PKI. Ia juga menjadi salah satu anggota Komite Reformasi sembilan tokoh Islam yang hadir memenuhi undangan Soeharto ke istana pada 18 Mei 1998 berkaitan dengan pernyataan pertama lengser dari presiden dan agenda reformasi. Pada 1997-1998, Sutrisno menjadi anggota MPR RI utusan golongan, dan pada 1998-2002 ia tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung komisi Ekuin.
