Detik-news.com – Karawang, Jawa Barat – Pembenahan pola pemberdayaan pertanian sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di dalam negeri.
Langkah awal yang perlu dilakukan diantaranya melalui penyediaan input produksi bagi petani seperti benih, bibit, pupuk, teknik budidaya, termasuk teknologi panen dan pasca panen.
Dalam penyampaian Ketua DPD PBI (Perserikatan Bumdes Indonesia) GERBANG MASA Berkantor di Desa Gempol Kolot, Kec. Banyusari Kab.Karawang.
Adapun Visi Dan Misi Yaitu, “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Petani Melalui Pembangunan Sumber Daya Pertanian”. Serta meningkatkan ketersediaan pangan bagi masyarakat serta tercapainya swasembada pangan. Mewujudkan sumber daya pertanian yang berkualitas dan mandiri melalui penyuluhan dan pembinaan.Meningkatkan Produksi pertanian melalui pengembangan dan ketersedian Sarana dan Prasarana berbasis teknologi.Pengembangan petani pembudidaya dan pengahasil tanaman hortikultura,Sehingga terwujudnya masyarakat peternak Produktif, tangguh, mandiri dan sejahtera. Memperbaiki infrastruktur di sekitar lokasi pertanian pedesaan dan di daerah terpencil menurutnya bisa membantu petani bisa mengakses listrik dan air sehingga produktivitas pertanian meningkat.
“Terpenting petani bisa mengakses infrastruktur. Ada peningkatan produktivitas di petani dan daya beli di petani. Bila sektor pertanian berkembang maka sektor transportasi produk pertanian ke perkotaan juga meningkat. Harapan petani yang paling utama adalah bagai mana keluarganya semakin sejahtera. Harga komoditi yang tinggi dengan biaya produksi usaha tani yang terjangkau, merupakan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami menyampaikan ada beberapa usaha adaptasi strategis untuk menghadapi risiko penurunan produksi tanaman padi akibat perubahan iklim adalah penggunaan varitas padi unggul yang tahan kekeringan / banjir serta berumur genja. Yakni meningkatkan teknik dan intensifikasi budidaya tanaman padi misalnya SRI,PTT dan sistem Legowo dan optimalisasi pemanfaatan lahan tidur dan pembukaan lahan sawah baru.”Ungkap Tani Suryadinata.
Tak hanya itu pada saat Elino, Perubahan iklim mempunyai pengaruh signifikan pada budidaya tanaman padi, karena budidaya tanaman padi mempunyai ketergan-tungan yang kuat terhadap unsur iklim terutama curah hujan dan temperatur. Terkait dengan hal itu telah dilakukan kajian dampak perubahan iklim terhadap penurunan produksi tanaman padi di wilayah Provinsi Jawa Barat. Penelitian PBI (Perserikatan Bumdes Indonesia) Gerbang Masa bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan unsur iklim (curah hujan dan temperature) terhadap produksi tanaman padi dan mengidentifikasi usaha adaptasi yang harus dilakukan oleh para petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim di wilayah Jawa Barat sudah dirasakan oleh petani yang diindikasikan oleh bergesernya musim tanam dan waktu panen, penurunan luas tanam dan panen, perubahan produktivitas dan produksi padi di lahan sawah tadah hujan dan lahan sawah ½ irigasi.”Jelas Ketua PBI Gerbang Masa.
Sedangkan 9 komoditas pangan pokok dan strategis, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao. “Kesembilan komoditas ini diharapkan bisa mendukung terwujudnya ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan khususnya di Wilayah Jawa Barat.
Menurutnya, diperlukan sistem pengajuan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi ini. Selama mekanismenya melalui pengajuan lewat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) lewat para kelompok tani. Jika anggaran subsidi pupuk terus menurun. Harus dicari pola menyeimbangkan kebutuhan pupuk dan kebutuhan anggaran dari pemerintah. Jika dipertahankan RDKK tidak akan ada solusinya, Subsidi pupuk diberikan melalui mekanisme harga jual pupu kepada petani. Tujuannya adalah agar harga yang beredar di pasar tidak memberatkan para petani dalam meningkatkan produksi pertanian. ”tegasnya.
{Jurnalis : ROCHMAN}