Detik-News.com – Karawang, Jawa Barat – Proyek normalisasi sungai dan Irigasi persawahan Kecamatan Cilamaya Wetan serta rehabilitasi yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, berdampak buruk terhadap ratusan hektare tanaman padi di enam desa. Kalangan kelompok tani dan Gapoktan menyoroti proyek BWWS Citarum tersebut. Dalam waktu dekat, legislator daerah ini bakal memanggil pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang diderita para petani.
Saat di konfirmasi oleh awak media, H. Udin Abdul Gani selaku Kepala Desa Rawagempol Wetan mengatakan, ” Ada sawah ratusan hektare yang masa tanam padinya baru 30 sampai 40 hari dan dipastikan akan mati karena sampai saat ini kondisi air masih tidak dialirkan oleh pihak BBWS Citarum. Tak hanya itu pengairan sawah juga harus menunggu di bulan 7, sehingga dapat memengaruhi masa bercocok tanah bagi para petani yang terdampak dari proyek BWWS Citarum tersebut.
“Ini parah sekali, sawah yang padinya baru tanam sudah pasti mati dan tidak berguna lagi. Ini sangat zolim sekali mengorbankan para petani dan ribuan masyarakat yang menanti hasil dari sawah-sawah nya. Para petani di desanya terancam merugi. Sebab, banyak tanaman padi sudah menguning akibat kekurangan pasokan air.” Ungkap Kades H. Udin.
Ada sekitar 2.300 hektare sawah di 6 Desa di wilayah Kecamatan Cilamaya Wetan yang terdampak pengeringan aliran air irigasi. “Saat ini petani kebingungan bahkan ada informasi bahwa pengeringan akan dilakukan sampai bulan Juni – Juli. Ini keterlaluan, ini sama saja membunuh padi para petani yang akan bercocok tanam sehingga mengorbankan para petani,” ujarnya. {ROCHMAN}