Detik-news.com – Slawi Jawa Tengah, Peringatan Dharmasanti Waisak 2567 BE/2023 digelar secara kolaborasi oleh Petanesia Kab. Tegal dan Vihara Buddha Sasana Dipa Slawi dalam rangka Hari Raya Tri Suci Waisak pada hari Kamis, 15 Juni 2023 pukul 19.30 sampai selesai di Taman Bungah, sebagai tempat publik masyarakat Kabupaten Tegal yang berada di tempat strategis dalam kota Slawi.
Kegiatan Peringatan Waisak digelar secara terbuka di taman terbuka supaya memperkenalkan agama Buddha pada masyarakat yang hadir.
Tampak hadir dalam acara Peringatan Dharmasanti Waisak 2567 BE/2023 antara lain utusan Pejabat Pemda Kab. Tegal, utusan Kemenag Kab. Tegal, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan tamu undangan yang terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian acara.
Ketua Petanesia Kabupaten Tegal Mohammad Margaretta Rachmat menjelaskan salah satu visi dan missi Petanesia adalah meningkatkan kebersamaan lintas agama dalam bertoleransi dan menghargai.
“Petanesia berusaha meningkatkan kebersamaan Lintas Agama salah satunya dengan membuat miniatur hari perayaan agama tersebut, supaya terjadi toleransi dan saling menghargai” Ujar Margaretta kepada awak media.
Hal yang menarik, sebagai salah satu cara yang dilakukan pada event-event hari raya keagamaan, di Taman Bungah dibuat miniatur yang melambangkan agama tersebut. Cara ini memberi kesempatan kepada agama yang merayakan, mengundang masyarakat hadir bersama.
Sebelum Perayaan Dharma Santi, Petanesia Kab. Tegal mengawal kegiatan Thudong (ritual jalan kaki para Bhikku dari luar negeri menuju ke Candi Borobudur pada Tahun 2023).
Kegiatan itu merupakan bentuk apresiasi dan toleransi seluruh agama-agama di Kab. Tegal. Kerukunan yang terjalin baik ini akan terus dipertahankan, supaya masyarakat Kabupaten Tegal dapat hidup rukun dan damai serta saling menghargai di dalam perbedaan tersebut,
Ibu Khemawati Sunarni, S.Ag sebagai Pendeta Muda di Vihara Buddha Sasana Dipa mengurai Peristiwa Tri Suci Waisak yang merupakan momen penting sebagai bentuk refleksi umat Buddha untuk merenungkan kembali apa yang telah diajarkan oleh Sang Buddha Gautama kepada pengikutnya setelah mendapat pencerahan sejati.
“Kita sebagai umat Buddha harus meneladani apa yang telah diajarkan Sang Buddha pada kita. Maka peringatan Waisak ini menjadi sebuah refleksi bersama” tutur Ibu Khemawati.
Mewakili Petanesia Kab. Tegal Pdt, Dr, Sugeng Prihadi, M,Min, M,Th dalam sambutannya mengucapkan kepada umat Buddha untuk menjalankan keagamaannya dengan sebaik baiknya, dan kepada seluruh lintas agama yang hadir untuk terus menerus menjunjung toleransi sebagai bentuk masyarakat Kabupaten Tegal dalam moderasi beragama. Sebagai wujud nyata dalam bertoleransi Gereja Kristen Jawa Slawi berpartisipasi dalam perayaan Waisak dengan cara menampilkan Tarian Rara Ngigel.
Toleransi dan saling menghargai juga disampaikan melalui sambutannya oleh Bp. Drs. H. Kasori sebagai perwakilan utusan Kemenag, Kab. Tegal. Beliau bahkan menyitir syair lagu yang ngetren di Kabupaten Tegal. Lagu ciptaan Bp. H. Ahmad Farham, M.Hi, yaitu lagu yang berjudul Tegal Toleransi.
Pada inti sambutannya merupakan kerinduan bersama bagaimana mewujudkan Tegal toleransi dengan berbagai macam kegiatan. Salah satunya kegiatan seperti Perayaan Waisak yang di gelar untuk umum dan terbuka di tempat umum.
Lain hanya dengan sambutan Plt Kesbangpol yang mewakili Bupati. Di depan peserta menjelaskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis oleh Mpu Tantular dalam kitab Kakawin Sutosoma sebagai upaya menyatukan perbedaan dalam sebuah penghargaan. Perayaan Dharma Santi diakhir dengan menyanyi lagu Kemesraan ciptaan Iwan Fals untuk merajut kebersamaan dalam perbedaan di Kabupaten Tegal.
(K.R.T)/Red.***