REKTOR UNJANI TEKANKAN KEPEMIMPINAN VISIONER DAN BERPIKIR SISTEM DALAM KULIAH UMUM MAGISTER KESMAS
Detik-news.com – Cimahi – Selasa, 2 Desember 2025 — Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menghadirkan Rektor Unjani, Prof. Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si., sebagai narasumber utama dalam Kuliah Kepemimpinan bertema “Penerapan Kepemimpinan dan Berpikir Sistem”. Kuliah yang berlangsung pukul 16.20–18.00 WIB tersebut menjadi ruang refleksi mendalam mengenai karakter pemimpin, basis pengaruh, dan kemampuan berpikir sistemik sebagai keahlian strategis dalam sektor kesehatan masyarakat.
Dalam paparannya, Prof. Agus Subagyo menekankan bahwa kepemimpinan bukan sekadar posisi, tetapi seni mempengaruhi, menggerakkan, dan memotivasi manusia untuk mencapai tujuan bersama. “Pemimpin harus mampu menggerakkan sumber daya organisasi secara efektif: manusia, anggaran, sarana-prasarana, dan metode kerja. Tanpa fungsi manajemen yang baik, keputusan akan kehilangan arah,” tegasnya.
Ia mengutip pandangan klasik hingga teori modern untuk memperkuat urgensi etika dan keteladanan. “Pemimpin harus sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa pemimpin sejati harus siap dikritik, berani mengambil keputusan, dan fokus pada keberhasilan jangka panjang, bukan acungan jempol sesaat. Mengutip filosofi Plato hingga tokoh kontemporer seperti Steve Jobs, Prof. Agus menyatakan bahwa kepemimpinan sejati membutuhkan visi, integritas, dan keberanian.

Dalam sesi mengenai dimensi sistemik kepemimpinan, Rektor Unjani menjelaskan bahwa pemimpin harus memahami organisasi sebagai kesatuan interaktif yang saling terkait. Berpikir sistem—diterangkannya—mewajibkan pemimpin melihat pola, sebab-akibat mendalam, dan hubungan antar elemen, bukan hanya gejala permukaan. “Berpikir sistem adalah modal dasar seorang pemimpin. Ia membantu keputusan yang tidak parsial, sektoral, atau reaktif,” paparnya.
Rektor Unjani juga menautkan konsep sistemik dengan konteks Kesehatan Masyarakat. Pemimpin di bidang ini, katanya, ibarat konduktor orkestra yang mengharmonikan berbagai sektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Pemimpin Kesmas harus terbuka terhadap ide baru, menerima masukan bawahan, dan mengevaluasi umpan balik. Kualitas kesehatan masyarakat bergantung pada kemampuan pemimpinnya membangun jaringan, menyelesaikan konflik, dan menyusun kebijakan promotif dan preventif.”

Selain menguraikan teori, Prof. Agus membagikan pengalaman kepemimpinannya selama dua dekade menjabat di berbagai posisi strategis hingga mencapai jabatan Rektor Unjani. Rekam jejak akademiknya yang luas serta kontribusinya dalam berbagai buku dan kajian kebijakan publik menambah bobot kuliah sore itu.
Mahasiswa Magister Kesmas tampak antusias menyimak materi yang dikemas interaktif dan inspiratif. Kuliah ini ditutup dengan penegasan bahwa “Pemimpin tidak dilahirkan, tetapi dibentuk”—menekankan bahwa setiap orang memiliki potensi memimpin jika bersedia belajar, dilatih, dan ditempa.
Kegiatan kuliah kepemimpinan ini merupakan bagian dari kurikulum pengembangan kapasitas strategis tenaga kesehatan masyarakat Unjani pada 2025, sekaligus komitmen universitas sebagai “Smart Military University” dalam menyiapkan pemimpin berkarakter, adaptif, dan siap berkontribusi bagi bangsa.
