
Apakah AI bisa berdoa
๐ Resensi Buku: Apakah AI Bisa Berdoa?
Penulis: Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si.
Penerbit: [Sesuai informasi pengguna]
Tahun: 2025
Buku Apakah AI Bisa Berdoa? adalah sebuah undangan refleksi teologis dan etis di tengah derasnya arus teknologi kecerdasan buatan. Dengan gaya populer, Dr. Dharma Leksana membawa pembaca menyusuri pusaran revolusi digitalโdari ChatGPT hingga metaverseโdan mengajukan pertanyaan mendasar: apakah manusia masih memiliki ruang transenden ketika algoritma mulai meniru ekspresi iman?
๐ Isi dan Tema Utama
Buku ini terdiri dari prolog, sepuluh bab, dan epilog yang dirangkai dengan narasi, kisah nyata, data riset, dan refleksi teologis.
Beberapa poin kunci yang diulas:
โข Gereja dalam Kepungan AI: bagaimana liturgi digital, chatbot rohani, dan algoritma rekomendasi mulai membentuk pengalaman beriman.
โข Manusia & Imago Dei: menegaskan bahwa identitas manusia tak bisa direduksi menjadi data atau kinerja algoritmik.
โข Teologi Algoritma: kritik profetik terhadap peran algoritma sebagai โotoritas baruโ yang membentuk pilihan hidup.
โข Liturgi Digital & Pastoral Virtual: peringatan bahwa ibadah bukan hanya kata-kata, tapi juga tubuh, emosi, dan perjumpaan nyata.
โข Ekonomi Atensi & Komodifikasi Iman: membongkar risiko iman menjadi konten yang tunduk pada logika pasar.
โข Masa Depan Gereja: menawarkan jalan tengahโmemanfaatkan AI untuk pelayanan, tapi tetap menjaga sakralitas komunitas dan doa.
Epilog buku ini menutup dengan nada kontemplatif: doa sejati lahir dari kerinduan dan luka manusia, sesuatu yang tak bisa diprogram oleh mesin.
๐ฏ Kekuatan Buku
โข Kontekstual: membahas isu AI, big data, metaverse, dan digitalisasi iman dengan contoh nyata, termasuk kasus global seperti Cambridge Analytica dan fenomena chatbot rohani.
โข Mendalam namun mudah dipahami: pembaca awam tetap bisa mengikuti alur pemikiran tanpa harus menjadi akademisi teologi.
โข Relevan bagi Gereja: memberi kerangka etis dan praktis bagi pendeta, jemaat, dan aktivis digital untuk menavigasi dunia algoritmik.
๐ฅ Siapa yang Perlu Membaca
โข Pemimpin gereja, teolog, dan mahasiswa teologi yang ingin memahami dinamika iman di era AI.
โข Praktisi media digital Kristen yang ingin memastikan pelayanan tetap kontekstual dan etis.
โข Pembaca umum yang resah dengan pengaruh teknologi terhadap spiritualitas dan kemanusiaan.
๐ Kesimpulan
Apakah AI Bisa Berdoa? bukan sekadar buku tentang teknologi, tetapi peta jalan untuk menafsir ulang iman di zaman digital. Ia mengajak kita kritis, tetapi tidak apatis; bijak, tetapi tidak takut. Buku ini adalah panduan penting bagi siapa pun yang ingin memastikan bahwa di tengah suara algoritma, doa manusia tetap terdengar.