
Teologi Algoritma
Penulis: Dr. Dharma Leksana, S.Th., M.Si., M.Th.
Institusi: STT Dian Harapan, 2025
- Kebaruan dan Keberanian Gagasan
Disertasi ini menandai sebuah terobosan dalam studi teologi kontemporer. Jika teologi klasik bergulat dengan filsafat Yunani, Reformasi dengan teknologi cetak, modernitas dengan rasionalisme, dan teologi kontekstual dengan isu keadilan sosial, maka disertasi ini menempatkan algoritma sebagai locus theologicus baru di era digital.
Konsep Teologi Algoritma yang dirumuskan bukan sekadar lanjutan dari teologi digital atau etika AI, melainkan disiplin baru yang kritis, kontekstual, sekaligus profetis.
- Peta Literatur dan Interdisiplinaritas
Kekuatan utama disertasi ini terletak pada dialog lintas disiplin:
• Teologi klasik (Agustinus, Aquinas, Luther, Calvin) memberi fondasi ontologis.
• Teologi kontekstual (Gutiérrez, Cone, Ruether) menunjukkan relevansi praksis.
• Teologi digital (Spadaro, Campbell, Horsfield) membuka perspektif ruang siber sebagai arena iman.
• Kritik algoritma (Zuboff, Pasquale, O’Neil, Noble) menyingkap bias dan ketidakadilan digital.
Dari dialog ini, disertasi memetakan “gap” dalam literatur dan mengisinya dengan konstruksi Teologi Algoritma.
- Kerangka Teori dan Metodologi
Disertasi menggunakan pendekatan teologi reflektif-hermeneutik dan kritik ideologi digital. Pendekatan ini menjadikan penelitian bukan sekadar deskriptif, melainkan juga normatif dan profetis. Hermeneutika digital dikembangkan untuk menafsir teks Kitab Suci di tengah mediasi algoritmik yang tidak netral.
- Temuan dan Sintesis Teologis
Penelitian ini menegaskan bahwa algoritma:
• Berfungsi sebagai liturgi baru yang membentuk ritme iman digital.
• Menjadi nomos digital, yaitu tata makna baru yang mengatur spiritualitas umat.
• Menyimpan dosa struktural berupa bias, diskriminasi, dan reduksi manusia menjadi data.
• Berpotensi menjadi berhala modern (dataism) yang menyaingi otoritas Logos.
Sebagai respons, Teologi Algoritma dirumuskan sebagai refleksi iman Kristen yang:
• Kritis terhadap bias dan ideologi algoritma.
• Kontekstual dengan realitas digital umat.
• Profetis dalam menegaskan martabat manusia sebagai imago Dei.
• Praktis bagi gereja dalam liturgi, pendidikan iman, etika digital, dan misi profetis.
- Kontribusi Akademik
• Memposisikan algoritma sebagai isu teologis, bukan sekadar teknologis.
• Menawarkan kategori baru dalam teologi kontekstual: Teologi Algoritma.
• Menjadi jembatan antara filsafat teknologi, sosiologi digital, dan teologi. - Relevansi Praktis
Bagi gereja dan masyarakat digital, disertasi ini memberi panduan untuk:
• Merancang liturgi digital yang sadar algoritma.
• Mengembangkan pendidikan iman berbasis literasi digital teologis.
• Meneguhkan etika digital Kristen yang melawan bias dan diskriminasi.
• Menghadirkan misi profetis gereja di tengah kapitalisme pengawasan dan berhala data.
- Daya Tarik Promosi
Disertasi ini tidak hanya relevan bagi akademisi, tetapi juga:
• Gereja dan pemimpin rohani yang berjuang menghadapi jemaat digital.
• Praktisi media & teknologi yang tertarik pada dimensi etis dan spiritual algoritma.
• Masyarakat umum yang ingin memahami bagaimana iman berinteraksi dengan logika algoritmik.
__
✨ Tagline Promosi:
“Ketika algoritma menjadi liturgi baru, iman Kristen dipanggil untuk menemukan suaranya di tengah logika digital. Teologi Algoritma hadir sebagai peta konseptual bagi iman di era algoritmik.” (Dr. Dharma Leksana, S.Th., M.Si., M.Th.,)
#TeologiAlgoritma
#AlgoritmaTeologi
#DisertasiDharmaLeksana