Teologi Pastoral Kristen di Era Digital: Fondasi, Transformasi, dan Praktik Pelayanan Gereja di Peradaban Siber
Teologi Pastoral Kristen di Era Digital Merekonstruksi Penggembalaan: Sebuah Paradigma Teologi Pastoral di Tengah Peradaban Siber
*
Identitas Buku Judul Teologi Pastoral Kristen di Era Digital: Fondasi, Transformasi, dan Praktik Pelayanan Gereja di Peradaban Siber 1 ~Penulis Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si. 2
Penerbit PT. DHARMA LEKSANA MEDIA GROUP 3
Tahun Terbit 2025 4
ISBN (Sedang diajukan) 5
Resensi Buku Teologi Pastoral Kristen di Era Digital
Tesis Utama (Empiris, Logis, dan Relevan)
Buku ini hadir sebagai intervensi teologis yang mendesak dan sistematis terhadap krisis relevansi pastoral gereja di tengah gelombang transformasi digital6. Penulis, Dr. Dharma Leksana, mengajukan tesis bahwa peradaban digital tidak boleh dipandang sekadar sebagai instrumen komunikasi, melainkan sebagai “struktur ontologis baru” yang secara fundamental membentuk eksistensi, identitas, relasi, dan spiritualitas umat7.
Oleh karena itu, respons gereja tidak cukup hanya “meng-online-kan” pelayanan lama, tetapi harus melakukan rekonstruksi teologis dan praksis yang berani8. Digitalisasi ditempatkan sebagai “locus theologicus baru”—ruang di mana Allah hadir dan berkarya—yang menantang teologi pastoral untuk menyusun ulang landasan konseptualnya agar tetap menjadi Tubuh Kristus yang relevan di dunia pasca-fisik9.
Analisis Struktur dan Isi (Sistematis & Detail)
Buku ini dirancang secara sistematis dengan pendekatan interdisipliner yang kuat, mengintegrasikan teologi pastoral, antropologi digital, psikologi siber, dan etika Kristen10. Kerangka pembahasannya terbagi menjadi empat bagian komprehensif:
Bagian I: Konseptualisasi Dasar dan Fondasi Teologis
Bagian fondasi ini menetapkan kerangka teoretis. Setelah menelusuri genealogi teologi pastoral klasik 11, penulis membedah ciri-ciri Peradaban Digital (seperti peran Algoritma, Kecerdasan Buatan (AI), dan Big Data) yang mendisrupsi otoritas rohani dan menyebabkan fragmentasi identitas12. Kontribusi utama di bagian ini adalah pengembangan Hermeneutika Pastoral Digital13 Model ini menjadi jembatan interpretasi untuk memahami trauma, luka psikososial, dan makna kehadiran empatik di ruang virtual14
Bagian II: Transformasi Praktik Pastoral Gereja
Ini adalah jantung praktis buku. Bagian ini secara detail memetakan bagaimana fungsi-fungsi inti gereja harus bertransformasi:
• Liturgi dan Sakramen: Membahas problem teologis dan praktis seputar Ekaristi Daring dan perlunya Ibadah Live Streaming yang mendorong Participatory Spirituality15
• Penggembalaan Virtual: Merumuskan teknik Konseling Daring (sinkron dan asinkron) dan isu etika kerahasiaan di ruang siber16. Penulis juga menawarkan model penggembalaan 5-Dimensi di ruang virtual dan membahas tantangan Kelelahan Digital (Digital Fatigue)17.
• Pastoral Krisis dan Pemulihan: Buku ini secara khusus mengidentifikasi luka-luka baru di era siber, seperti kesepian digital, kecemasan algoritmik, depresi media sosial, dan Cyberbullying18. Gereja diposisikan sebagai “Ruang Aman Digital” yang menyediakan terapi naratif-pastoral untuk rekonsiliasi identitas19
Bagian III: Pastoral sebagai Praksis Transformasi Sosial Digital
Penulis membawa teologi pastoral ke ranah publik dan etika20. Fokusnya adalah menata ulang tanggung jawab sosial gereja di dunia digital, mencakup:
• Etika Digital: Mengurai isu krusial seperti Privasi, Big Data, Surveillance Capitalism, dan Polarisasi diskursif, menuntut gereja menjadi penjaga etika publik21.
• Pastoral Ekologi Digital: Menanggapi Alienasi Digital dan Fragmentasi Identitas yang disebabkan oleh ekosistem siber, serta mengusung agenda Rehumanisasi Dunia Siber22222222.
• Moderasi Beragama: Memosisikan Moderasi Beragama sebagai intervensi pastoral di tengah isu Hoaks, Polarisasi, dan Sengketa Identitas di ekosistem siber Indonesia23.
Bagian IV: Sintesis dan Roadmap Strategis
Bagian penutup ini menyediakan Roadmap Pastoral Gereja di Era Siber yang bersifat strategis untuk dekade mendatang24. Peta jalan ini mencakup kebutuhan infrastruktur digital, pengembangan kurikulum literasi digital pastoral, hingga perumusan eklesiologi Hybrid yang mengakui jemaat sebagai “ecclesia networked” (jemaat yang berjejaring), bukan hanya ecclesia gathered (jemaat yang berkumpul)25
Kontribusi dan Signifikansi Akademik (Unik & Berbasis Teori)
Buku ini memiliki tiga kekuatan utama26
- Fondasi Teoretis yang Kokoh: Buku ini tidak hanya berteori, tetapi secara eksplisit berjejaring dengan literatur global (Antonio Spadaro, Heidi Campbell, Sherry Turkle) dan teologi klasik (Gregory the Great, Paul Tillich)27
- Kerangka Pastoral Baru: Menganalisis krisis otoritas, krisis relasi pastoral, dan krisis spiritualitas (konsumerisme rohani) yang lahir dari logika platform, dan menyusun kembali teologi mengenai kehadiran, pemuridan, dan pembimbingan di era digital28
- Roadmap Praktis: Menyediakan cetak biru operasional yang dapat digunakan oleh sinode, lembaga pendidikan, dan jemaat lokal, yang merupakan nilai tambah signifikan bagi literatur teologi Indonesia29.
Buku ini wajib dibaca oleh teolog, pendeta, mahasiswa teologi, konselor, dan setiap pemimpin gereja yang ingin memahami bagaimana Kehadiran Karismatik, Komunitarian, Informasional, dan Digital Kristus dapat tetap transformatif di tengah pusaran arus data dan algoritma peradaban siber30303030.
KATA KUNCI
Teologi Pastoral Kristen di Era Digital,
Pelayanan Gereja di Peradaban Siber,
Transformasi Pastoral Digital,
Fondasi Teologi Pastoral Digital,
Dr. Dharma Leksana,
Teologi dan Teknologi Kristen,
Konseling Pastoral Online,
Liturgi Hybrid Gereja,
Etika Digital Kristen,
Roadmap Pelayanan Gereja Digital,
Hermeneutika Pastoral Digital,
Pastoral Krisis Siber,
Hashtags
