Mahasiswa Kesmas Unjani Hadirkan 28 Inovasi Gizi Berbasis Kelor dalam Expo Moringa: Dorong Hilirisasi Produk Lokal untuk Perbaikan Gizi Nasional
Detik-news.com – Bandung, Ahad, 7 Desember 2025 – Lobi GasBlock Hotel Braga, Kota Bandung, dipenuhi aroma khas pangan sehat dan energi kreatif mahasiswa ketika Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menampilkan 28 produk inovasi gizi berbahan kelor dalam gelaran Expo Inovasi Moringa. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa Kesmas Unjani, Komunitas Sapasir, dan Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI), serta menjadi bagian dari peringatan Hari Jadi ABMI ke-5.
Ajang ini mendapatkan apresiasi dari berbagai institusi nasional, mulai dari Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, hingga Yayasan Kartika Eka Paksi. Kehadiran mahasiswa dalam skala besar menandai antusiasme generasi muda dalam melihat pangan lokal sebagai sumber inovasi yang strategis untuk masa depan kesehatan masyarakat.
Talkshow, Inovasi, dan Peluncuran Buku MPASI Kelor
Di tengah rangkaian kegiatan, Ibu Susilowati, A.MG., S.KM., M.KM., Dosen Gizi Kesmas Unjani, tampil sebagai narasumber talkshow bertema “Food Habit & Healthy Lifestyle with Moringa”. Ia tidak hanya menyampaikan gagasan mengenai pola makan sehat, tetapi juga memperkenalkan 28 produk inovatif hasil karya mahasiswanya yang dirancang selama hampir lima bulan pendampingan intensif.
Selain memamerkan inovasi mahasiswa, Ibu Susilowati turut memperkenalkan produk kelor unggulan karyanya di bawah brand MORIverde Indonesia, sekaligus meluncurkan buku terbaru berjudul “MPASI Kelor: Resep Kaya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Optimal”.
Antusiasme terhadap superfood lokal ini semakin menguat dengan diluncurkannya buku “MPASI Kelor: Resep Kaya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Optimal”. Buku ini ditulis oleh Ibu Susilowati bersama dr. Fitriani Manan, M.KM., Kepala DP3A2KB Kota Cimahi.
Penerbitan ini merupakan buku kelor kedua bagi Ibu Susilowati, dan menjadi koleksi buku kesepuluh yang telah ia tulis secara keseluruhan. Pencapaian ini menegaskan komitmennya dalam memajukan riset dan literasi gizi berbasis potensi lokal. Buku ini mendapat sambutan positif dari Ibu Midjiati Ningsih Ngatiyana, Ibu Wali Kota Cimahi sekaligus Ketua TP-PKK Kota Cimahi. Hal ini menunjukkan adanya dukungan kuat dari pemerintah daerah terhadap upaya perbaikan gizi berbasis kelor.
Expo ini sendiri menarik perhatian berbagai institusi, mulai dari Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, hingga Yayasan Kartika Eka Paksi. Kehadiran para pemangku kepentingan ini memberikan angin segar bagi upaya hilirisasi produk pangan fungsional berbasis kelor.

28 Produk: Dari MPASI hingga Suplemen Tanaman Kelor
Para pengunjung Expo dibuat terkesan dengan ragam inovasi pangan berbasis kelor yang dikembangkan mahasiswa. Seluruh produk dirancang padat nutrisi, menarik secara visual, dan selaras dengan gaya hidup sehat generasi muda.
Komposisi 28 produk tersebut meliputi:
- 9 kelompok dessert sehat
- 6 kelompok snack sehat
- 6 kelompok simple breakfast
- 6 kelompok suplemen kelor
- 1 kelompok tepung sehat unik
Produk-produk ini diarahkan sebagai solusi peningkatan status gizi masyarakat, mulai dari mengatasi wasting dan stunting, mencegah anemia gizi besi (AGB), hingga membantu pengendalian obesitas, hipertensi, dan diabetes melitus tipe 2.
Total 136 mahasiswa terlibat dalam proses riset, formulasi, dan uji penerimaan produk—sebuah proses yang memberikan pengalaman nyata dalam mengintegrasikan teori gizi kesehatan masyarakat dengan tantangan riil di lapangan.
OBE: Mahasiswa Hadir Menyelesaikan Masalah Riil
Dalam paparannya, Ibu Susilowati menegaskan bahwa kurikulum Outcome Based Education (OBE) yang diterapkan Unjani mendorong mahasiswa untuk terlibat secara langsung dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
“Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori,” ujarnya, “tetapi diarahkan untuk berpikir kritis terhadap isu gizi, menelaah program yang sudah berjalan, merancang solusi berbasis potensi lokal, dan sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi keluarga.”
Pendekatan ini menegaskan posisi Unjani dalam menghasilkan lulusan yang adaptif, kreatif, dan berorientasi pada dampak.

Kelor: Superfood Lokal yang Mendunia
Kelor (Moringa oleifera) tampil sebagai bintang dalam Expo ini. Dengan kemampuan tumbuh yang mudah dan kandungan nutrisi yang luar biasa—mulai dari antioksidan, asam amino esensial, vitamin, hingga mineral—kelor telah diakui organisasi dunia seperti WHO sebagai “magic tree” dan “tree of life”.
“Saya menyebut kelor sebagai Tree of Hope,” tutur Ibu Susilowati, “karena banyak harapan yang dapat dititipkan padanya untuk membawa Indonesia menuju kondisi gizi dan kesehatan yang lebih baik.”
Ia menambahkan, “Kelor bukan segalanya, tetapi sedikit kelor yang ditambahkan ke dalam makanan mampu meningkatkan nilai gizi secara signifikan.”
Dari Kampus Menuju Hilirisasi Produk
Expo Inovasi Moringa bukan sekadar ajang pamer karya mahasiswa, melainkan langkah konkret menuju upaya hilirisasi produk pangan fungsional berbasis potensi lokal. Kolaborasi Unjani–Sapasir–ABMI diharapkan terus membuka ruang bagi generasi muda untuk menciptakan produk yang tidak hanya sehat, tetapi juga memiliki nilai komersial dan daya saing.
“Saya berharap ke depan kegiatan ini dapat terhubung dengan investor sehingga produk inovasi mahasiswa dapat dihilirisasi dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat,” ujar Ibu Susilowati mengakhiri sesi talkshow.
Dengan semangat kolaboratif, inovatif, dan berbasis data ilmiah, Expo Inovasi Moringa menjadi momentum penting yang menghubungkan dunia kampus, komunitas, dan industri—mendorong pangan lokal Indonesia menjadi kekuatan kesehatan masyarakat di masa depan. (Dh.L./Red.***)
