
PKUB Sambut Baik Anjangsana WKPUB di Kantor Kementerian Agama RI
Detik-news.com – Jakarta, 16 Oktober 2025 — Suasana penuh kehangatan dan dialog konstruktif mewarnai pertemuan antara Wadah Komunikasi dan Pelayanan Umat Bersama (WKPUB) dan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di lantai 5 Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk anjangsana ini menjadi momentum penting bagi kedua lembaga untuk memperkuat sinergi dalam upaya menjaga kerukunan dan memperdalam praktik moderasi beragama di Indonesia.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum WKPUB, Pdt. Hosea Sudarna, M.Th., bersama jajaran pengurus yang turut hadir, antara lain: Hafaz (Wakil Ketua), Budi Hutomo (Sekretaris), Julius (Wakil Sekretaris), Mindarti Susilo (Bendahara), Alice Imran (Wakil Bendahara), Nata Amban (Humas), Billy (Sekretariat), Ade (Soskes), Triyas (Koordinator AISA), serta anggota lainnya— Dharma Leksana (Humas), I Gede Suparta, Pak Pandu, dan Hanna Widjoyo.
Dalam sambutannya, Kepala PKUB Kementerian Agama H.M. Adib Abdushomad, ,M.Ed., Ph.D. menyampaikan apresiasi atas inisiatif WKPUB yang datang membawa semangat dialog dan kerja sama lintas iman. Ia menegaskan bahwa PKUB, sebagai unit kerja strategis di bawah Sekretariat Jenderal Kemenag, memiliki mandat utama untuk merawat harmoni dan kebersamaan umat beragama sesuai amanat Asta Cita Presiden serta Asta Prokas Menteri Agama, di mana “Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan” ditempatkan sebagai prioritas pertama.
“Kementerian Agama akan berhasil bila umat semakin dekat dengan ajaran agamanya masing-masing, dan rumah ibadah menjadi tempat yang mempersatukan,” ujarnya dalam dialog yang berlangsung hangat. Ia juga memperkenalkan sejumlah program unggulan PKUB seperti Si Rukun (Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan) dan Desa Sadar Kerukunan, yang akan dikembangkan menjadi Harmony Villages.
Dari pihak WKPUB, Pdt. Hosea Sudarna menyampaikan paparan lengkap mengenai profil dan perjalanan organisasi yang telah berdiri sejak 1999, kini resmi berbadan hukum melalui Keputusan Menkumham RI Nomor AHU-0164176.AH.01.07.Tahun 2023. WKPUB, katanya, lahir dari keprihatinan atas konflik sosial pasca 1998 dan berkomitmen menghadirkan pelayanan lintas iman yang menumbuhkan kasih, gotong royong, serta persaudaraan sejati antar anak bangsa.
“WKPUB bukan hanya ruang dialog, tetapi gerakan nyata—melalui program kesehatan AISA (Anak Indonesia Sehat), bakti sosial ke komunitas adat Baduy dan Samin, hingga pendidikan moderasi beragama bersama lembaga pemerintah,” ungkap Hosea dalam pemaparannya.

Puncak pertemuan ditandai dengan kesepakatan awal menuju kemitraan strategis antara WKPUB dan Kementerian Agama, yang akan dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) tentang Kerja Sama dalam Upaya Penguatan Moderasi Beragama dan Kerukunan Umat Beragama. Dokumen ini menegaskan komitmen kedua pihak untuk:
- Menjalin kemitraan dalam pelaksanaan program-program moderasi dan kerukunan umat beragama di tingkat nasional dan daerah.
- Memberdayakan WKPUB sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun kehidupan keagamaan yang harmonis, inklusif, dan berkeadilan.
- Mendorong sinergi kebijakan, program, dan sumber daya antara pemerintah dan masyarakat sipil.
MoU tersebut berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Terkait ajakan MoU, Kepala PKUB Kementerian Agama H.M. Adib Abdushomad, ,M.Ed., Ph.D. menyampaikan akan dikonsultasikan terlebih dahulu ke Biro Hukum Kemenag RI untuk mendapatkan suggestion. Tapi any kinds of good activities untuk merawat kerukunan kita selalu apresiasi. akan dipelajari dulu untuk mendapatkan format yang akan disepakati, namun dalam prinsipnya sepakat bahwa WKPUB menjadi mitra strategis PKUB.” Ujarnya.
Pertemuan diakhiri dengan doa bersama lintas iman dan penyerahan dokumen profil resmi WKPUB kepada pihak PKUB. Suasana penuh persaudaraan menandai akhir kunjungan, mempertegas semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga tenunan kerukunan nasional.
Seperti disampaikan oleh salah satu peserta, “Anjangsana ini bukan sekadar audiensi, tapi ziarah kebangsaan—mengingatkan kita bahwa Indonesia rukun karena terus dirawat, bukan karena kebetulan.” (Mas_Dharma eL.)