
UNJANI dan TK Gaya Trie Kolaborasi Kelola Sampah Plastik Sejak Dini
Edukasi Lingkungan dengan Mesin Pencacah Plastik
Detik-news.com – Bandung – Di tengah kian seriusnya persoalan sampah plastik di Indonesia, sebuah inisiatif unik datang dari kolaborasi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) dan TK Gaya Trie. Bukan sekadar kampanye, keduanya menghadirkan solusi nyata: sebuah mesin pencacah plastik yang dipasang langsung di lingkungan sekolah.
Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang digerakkan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Manufaktur (FTM) dan Fakultas Teknik (FT) UNJANI, dengan dukungan pendanaan hibah KEMDIKTISAINTEK 2025. Mesin tersebut menjadi jantung kegiatan edukasi pengelolaan sampah berkelanjutan yang ditujukan bagi anak-anak, guru, hingga orang tua murid.
Dari Teori ke Aksi Nyata
Implementasi mesin pencacah plastik tidak dilakukan secara seremonial. Tim pengabdian masyarakat UNJANI menggelar rangkaian sosialisasi, pelatihan, dan demonstrasi penggunaan mesin. Guru dan orang tua murid diperkenalkan pada cara kerja mesin, manfaat hasil cacahan, hingga peluang ekonomi sirkular yang dapat tercipta dari sampah plastik yang diolah dengan baik.
“Anak-anak lebih mudah memahami jika mereka melihat dan ikut serta secara langsung,” ujar salah satu guru TK Gaya Trie di sela pelatihan. Baginya, nilai kepedulian lingkungan bukan sekadar teori di buku pelajaran, tetapi sesuatu yang harus dihidupkan dalam pengalaman sehari-hari.

Anak-Anak Jadi Aktor Utama
Salah satu pemandangan paling menarik adalah keterlibatan anak-anak TK itu sendiri. Dengan semangat khas usia dini, mereka membawa sampah plastik dari rumah, lalu melihat proses pencacahan secara langsung. Melalui metode experiential learning, mereka diajak mengisi botol plastik dengan hasil cacahan untuk membuat ecobrick, sambil berdiskusi tentang bagaimana sampah tersebut bisa berubah menjadi barang berguna.
Keterlibatan anak-anak sejak awal diharapkan menanamkan kebiasaan memilah dan mengelola sampah sejak dini. “Ini membuat mereka sadar bahwa sampah bukan sesuatu yang dibuang begitu saja, tapi bisa diolah kembali,” jelas salah satu orang tua yang hadir dalam sesi pelatihan.
Dampak bagi Masyarakat Sekitar
Manfaat program ini tidak berhenti di dalam pagar sekolah. Hasil cacahan plastik dapat dikumpulkan dan dijual ke pengepul atau kelompok daur ulang. Selain mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, inisiatif ini membuka peluang terciptanya ekonomi sirkular di lingkungan sekitar.
Pihak sekolah dan tim UNJANI juga berencana mengembangkan workshop kerajinan berbasis limbah plastik yang melibatkan komunitas sekitar. Dengan cara ini, kesadaran lingkungan dapat menjalar lebih luas sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga.

Pendidikan Karakter yang Kontekstual
Program ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal membaca, menulis, dan berhitung. TK Gaya Trie melihat pendidikan sebagai sarana membentuk karakter generasi muda agar peduli lingkungan, inovatif, dan sadar keberlanjutan bumi.
“Sekolah dapat menjadi pusat perubahan perilaku sosial,” tegas perwakilan TK Gaya Trie. “Dengan dukungan perguruan tinggi dan masyarakat, kami yakin upaya ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain.”
Kolaborasi UNJANI dan TK Gaya Trie menghadirkan pelajaran penting: mengelola sampah plastik bukan hanya urusan pemerintah atau industri, tetapi bisa dimulai dari ruang kelas, dari tangan-tangan kecil yang belajar mencintai bumi.
(Tim Abdimas Unjani 2025)